Kerajaan Islam Pasai: Pusat Perdagangan dan Islamisasi di Nusantara

Kerajaan Islam Pasai merupakan salah satu kerajaan Islam terkuat dan tertua di Nusantara yang berkembang pada awal abad ke-13 Masehi. Berdiri sebagai kelanjutan dari Kerajaan Islam Perlak, Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan, pendidikan Islam, dan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara.

Kerajaan Islam Pasai: Pusat Perdagangan dan Islamisasi di Nusantara

Sebagai pusat peradaban Islam, Pasai menarik para pedagang, ulama, dan cendekiawan dari berbagai belahan dunia, seperti Arab, Persia, India, dan Cina. Pasai juga dikenal sebagai penghasil lada terbesar, yang menjadikannya pusat perdagangan internasional di Selat Malaka.

1. Berdirinya Kerajaan Islam Pasai

a. Meurah Silu: Pendiri Kerajaan Pasai

Kerajaan Islam Pasai didirikan oleh Meurah Silu, yang kemudian dikenal dengan gelar Sultan Malik al-Salih.
  • Meurah Silu adalah keturunan Ahlul Bayt, berasal dari garis keturunan Ja’far Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husein bin Sayyidah Fatimah binti Rasulullah SAW.
  • Dengan demikian, Sultan Malik al-Salih adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, yang memiliki hubungan erat dengan Sultan-Sultan Perlak dan Jeumpa.
  • Setelah menjadi Sultan, beliau memproklamirkan Pasai sebagai pusat Islamisasi Nusantara, menggantikan peran Kerajaan Perlak yang mulai menurun pada abad ke-13 Masehi.

b. Pasai sebagai Kota Dagang dan Pelabuhan Internasional

Sebelum menjadi kerajaan besar, Pasai awalnya merupakan perkampungan kecil yang menjadi bandar transit bagi pedagang dari Arab, Persia, India, dan Cina.
  • Pasai berkembang pesat setelah menjadi pusat perdagangan internasional, terutama dalam perdagangan lada, kapur barus, dan hasil hutan. 
  • Pedagang dari Eropa, Arab, dan Cina berdatangan untuk berdagang di Pasai, sehingga perekonomian kerajaan ini berkembang pesat.
  • Dengan adanya perdagangan yang maju, Islam semakin berkembang di wilayah ini, karena banyak pedagang yang juga berperan sebagai penyebar agama Islam.

2. Peran Sultan Malik al-Salih dalam Kemajuan Pasai

a. Pemerintahan Berlandaskan Islam

Sultan Malik al-Salih memimpin Pasai dengan berpegang teguh pada ajaran Islam dan menerapkan hukum Islam dalam pemerintahan. 
  • Pasai menjadi pusat pendidikan Islam, dengan mendirikan madrasah dan lembaga keislaman.
  • Sistem pemerintahan Pasai didasarkan pada syariat Islam, dengan mengadopsi mazhab Syafi’i yang menjadi mazhab utama di Nusantara.
  • Sultan Malik al-Salih juga memperkenalkan mata uang emas pertama di Nusantara, yang disebut Dirham Pasai, dengan lafaz syahadat sebagai bukti keislaman kerajaan ini.

b. Teknologi dan Pertanian yang Maju

Pasai tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai pusat inovasi pertanian dan teknologi.
  • Masyarakat Pasai mengembangkan teknologi pertanian, seperti irigasi dan perkebunan skala besar.
  • Pasai menjadi pengekspor berbagai hasil pertanian, seperti lada, bawang, semangka, pisang, tebu, dan jeruk.
  • Dengan pertanian yang maju, Pasai menjadi kerajaan yang makmur, sehingga menarik perhatian para pedagang dan ulama dari luar negeri.

3. Pasai sebagai Pusat Keilmuan dan Islamisasi Nusantara

a. Kunjungan Ibnu Batutah ke Pasai

Pada abad ke-14, Ibnu Batutah, seorang musafir dan ilmuwan asal Maroko, mengunjungi Pasai antara tahun 1345-1346 Masehi.
  • Dalam catatannya, ia menyebutkan bahwa Pasai adalah kerajaan Islam yang maju dan makmur. 
  • Ia juga menggambarkan Sultan Pasai, Sultan Malik al-Zahir, sebagai seorang pemimpin yang saleh dan bermazhab Syafi’i.
  • Setiap Jumat, Sultan berjalan kaki ke masjid, dan sering mengadakan diskusi ilmiah dengan para ulama.
Pasai menjadi pusat studi Islam, di mana para ulama dari berbagai penjuru dunia datang untuk berdiskusi dan mengajarkan Islam.

b. Pasai sebagai Pusat Fatwa dan Hukum Islam

Kerajaan Pasai menjadi rujukan utama dalam masalah hukum Islam di Nusantara.
  • Para Sultan di wilayah lain sering mengirimkan utusan ke Pasai untuk meminta fatwa keagamaan.
  • Pasai juga menjadi tempat berkumpulnya para ulama, seperti Amir Daulasa dari Delhi, Qadi Amir Said dari Shiraz, dan Tajudin dari Isfahan.
  • Sultan Pasai juga mendukung penulisan kitab-kitab keislaman, seperti kitab Durr al-Manzum karya Syekh Abu Ishak dari Mekkah. 

4. Pasai dalam Konflik dengan Kerajaan Hindu-Buddha

Keberhasilan Pasai dalam menyebarkan Islam dan menguasai perdagangan di Selat Malaka membuatnya menjadi sasaran serangan dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

a. Serangan dari Kerajaan Siam (Thailand)

  • Kerajaan Siam merasa terancam oleh dominasi Islam di Pasai, sehingga menyerang Pasai dan menangkap salah satu Sultannya.
  • Sultan Pasai dibawa ke Thailand sebagai tawanan politik, tetapi akhirnya Pasai berhasil bangkit kembali.

b. Perang Pasai vs Majapahit

  • Majapahit yang dipimpin Gajah Mada menyerang Pasai pada pertengahan abad ke-14.
  • Pasai memberikan perlawanan sengit, bahkan dilaporkan bahwa Gajah Mada tewas dalam serangan ini.
  • Meskipun mengalami serangan besar, Pasai tetap bertahan dan kembali bangkit sebagai kerajaan Islam yang kuat.

5. Pasai sebagai Cikal Bakal Kesultanan Islam di Nusantara

a. Penyebaran Islam ke Malaka, Jawa, dan Patani

Dari Pasai, Islam menyebar ke Malaka, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. 
  • Para ulama dari Pasai memainkan peran penting dalam Islamisasi di Nusantara.
  • Pasai menjadi tempat lahirnya para ulama yang nantinya menjadi bagian dari Wali Songo, yang mengislamkan tanah Jawa.

b. Kedatangan Ulama Persia dan Yaman ke Pasai

Pasai menarik perhatian para cendekiawan Muslim dari Persia, Yaman, dan India, termasuk:
  • Saiyid Hussein Jamadul Kubra, yang kemudian mengirimkan putranya Maulana Ishak dan Maulana Malik Ibrahim ke Jawa.
  • Kedua tokoh ini nantinya akan menjadi bagian dari Wali Songo, yang berperan besar dalam Islamisasi di Nusantara.

6. Kesimpulan: Kejayaan Pasai dalam Sejarah Islam di Nusantara

Kerajaan Islam Pasai adalah pelopor dalam Islamisasi dan peradaban Islam di Nusantara.
  1. Pasai adalah kelanjutan dari Kerajaan Islam Perlak, dan menjadi pusat peradaban Islam di abad ke-13 Masehi.
  2. Sultan Malik al-Salih mendirikan Pasai sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan Islamisasi di Nusantara.
  3. Pasai menjadi pusat studi Islam, yang menarik para ulama dari seluruh dunia.
  4. Pasai menghadapi banyak serangan dari kerajaan Hindu-Buddha, tetapi tetap bertahan sebagai pusat Islam.
  5. Dari Pasai, Islam menyebar ke Malaka, Jawa, dan wilayah Nusantara lainnya, yang nantinya akan melahirkan Kesultanan Malaka, Kesultanan Demak, dan Wali Songo.
Dengan peran besarnya dalam sejarah Islam di Nusantara, Pasai layak disebut sebagai “Madinah Kedua” bagi umat Islam di Asia Tenggara.

Posting Komentar untuk "Kerajaan Islam Pasai: Pusat Perdagangan dan Islamisasi di Nusantara"